Thursday 2 January 2014

Tragedi Perampokan di Depan BPI



Google doc.
Satu pengalaman pertama kali bagi saya. Catatan ini aku tulis untuk mengabadikan kisah hidup dan semoga menjadi pelajaran untuk berhati-hati bagi saya dan orang lain yang membaca catatan ini.
Tepatnya malam jumat, (02/01/2013), sekitar pukul 23.00 WIB, dari seberang jalan samping kiri gerbang kampus 2 IAIN Walisongo semarang dua orang pemuda yang tidak dikenal tiba-tiba mendatangi saya. Dua orang dengan motornya menunggu di seberang jalan. Saat itu, saya dengan teman saya, Badrun Nuri dan Moh. Hasan berada di seberang jalan, tepat di dekat tulisan Bhakti Persada Indah (BPI) Ngaliyan.

"Semula, dua orang itu memanggil kami dengan maksud seperti ingin menanyakan sesuatu. Tapi kami tidak mendatangi panggilannya. Kami berfikir orang itu yang butuh kami, sehingga kami hanya menunggu di tempat semula."

Dua orang itu kemudian mendekati kami. Semula mereka bertanya tempat tinggal kami dimana. Setelah itu bertanya tujuan kami mau kemana. Kemudian, teman saya Badrun kembali bertanya maksud pertanyaan itu.  tetapi orang itu justru menganggapnya melototi dan menyentak-nyentak. Aku menyambung pembicaraan dengan nada halus bahasa jawa. “Pripun mas,, pripun mas,” kataku.

Aku mulai curiga ada maksud tak baik dari kedua orang tersebut. Tiba-tiba satu orang dari mereka sudah mengeluarkan golok dengan panjang sekitar satu meter. Disusul kemudian yang satunya juga mengeluarkan golok dengan ukuran panjang sama.

Mereka mengancam kami agar kami tidak melarikan diri. Kemudian Ia mendesak saya agar membrikan Handpond yang saat itu ada di tangan. Orang itu mendekati saya, sekitar setengah meter tetap dengan goloknya, memaksa saya untuk meberikan handpond.

Aku berjalan agak mundur. Handpond tetap tak kuberikan. Orang itu kemudian mendekat dibarengi dengan sabetan goloknya. Aku berhasil merikan diri setelah sabetan itu mengenai punggung kiri. Aku berlari menuju sebuah café “Lavanda” yang tak jauh dari lokasi, sambil meneriakkan rampok.

Dibelakang rampok itu menebas kepala, punggung, dan perut teman saya, Hasan. Tapi setelah itu hasan juga berhasil melarikan diri menyusul saya dari belakang. Badrun berhasil melarikan diri sebelum Hasan sebelum orang itu melayangkan golok ke tubuhnya.
Kami bertiga panik. Tidak bisa melakukan apapun kecuali berlari. Saat itu kami memang dalam keadaan tangan tangan kosong. Di sekitar kami, tak satupun ada batu dan benda benda lain yang dapat kami jadikan senjata untuk melawan.

Hingga kami berhasil melarikan diri, orang yang tak dikenal itu juga melarikan diri, berseberangan dengan arah kami.

Setelah itu kami dan ditambah satu orang lagi teman kami yang kami temui di café menyusul ke arah larinya empat orang itu. Tapi, mereka sudah lenyap entah kemana.

Alhamdulillah, kami masih berada dalam lindungan tuhan.  Kami selamat. Tidak mengalami luka parah. Hanya sedikit lecet dibagian punggung dan baju kami bolong.

Kepada kawan-kawan saya, untuk berhati-hati jika berjalan malam hari di tempat-tempat sepi sepanjang daerah Ngaliyan dan di manapun.

Semarang, 02 Januari 2014

No comments: